Jom cari dalam sensasi blog
Wednesday, June 25, 2008
Aku...Dewa kegelapan...
Kau Milikku Selamanya ?: bawa gadis cantik itu padaku... Aphelind: baik yang mulia dewa kegelapan... --Keesokkan paginya-- ?: (mengetuk pintu) seorang gadis membukakan pintu... Livia: Papa...! Baru pulang...? Aku rindu sekali... Aphelind: (menutup pintu) aku juga rindu padamu, sayang... (mencium paksa bibir Livia sambil membuka paksa celana dalam Livia. Menyentuh dan menggosok-gosok kelaminnya...) Livia: aahhh... Papa...... Aphelind: bagus sayang... organ seksualmu makin mirip ibumu yang sudah meninggal... Kau sebentar lagi akan mutlak jadi pengganti ibumu untuk memuaskan ayah... (mengemut payudara Livia) Livia: iya-iya... Hihi, geli pa... Puaskan aku, ayah... Aphelind: (mengeluarkan penisnya dan memasukkannya ke virgin sex Livia) hummmn... Makin rapat... Livia: Ah... Sambil berdiri seperti ini enak juga... Aaaaammmnn... Tentu saja... Sudah dua hari papa tidak merangsangku... Kan papa melarangku masturbasi supaya kelaminku rapat... Aphelind: iya iya...... uhn... Rapat sekali sayang... Goyangkan pinggulmu... Livia: baik ayah... (menggoyangkan pinggul) ayah tidak mengeluar-masukkan penis ayah? Aphelind: tidak... Ayah ingin membenamkan diri dalam emutan kelaminmu yang makin merapat ini sayang... Livia: hihi...... Aaahh... (menggoyangkan pinggul) Aphelind: pintar... Ahh...... Sungguh rapat... Ummmnnn... (mengeluarkan penisnya dari kelamin Livia...) Livia: ayah... Aku masih mau dilayani... Aphelind: Layani dulu ayah... Livia: (mengemut dan menjilat kelamin ayahnya) Ummmnnn... Aphelind: Aaaah.... Pintar, sayang... ah, bagaimana gadis itu? Livia: Fi...? Dewa kegelapan ingin mengambilnya? Aphelind: ya. Betul. Livia: bagus sekali... Aku ingin sekali lihat tubuhnya yang selalu tertutup pakaian itu... Aphelind: (memberikan tabung sperma) ini... pastikan berhasil... Setelah itu bawa ke dewa kegelapan... Livia: baik ayah... Akan kupanggil anak buah dewa kegelapan yang lainnya... Ria, Phoebe, Valentina, dan Irene... Esok hari... Livia: Fi..., nanti malam aku ke rumahmu ya...? Ria, Valentina, Phoebe, Irene: iya, kami juga... Boleh ya...? Fi: hmm...? Tumben... Ada apa...? Ria: kamu kan sendirian tiap hari... Sejak orangtuamu meninggal... Biar kami temenin... Fi: iya deh... Malam hari... Saat Fi beranjak tidur... Livia: (mengunci pintu) Fi: loh... Kok pakai dikunci segala...? Valentina: biar tidak ada pengganggu... Fi: eh...? Livia dan teman-temannya menelanjangi Fi..., mendudukkan Fi di ranjang, bersandar pada tembok. Irene, Phoebe: (menahan tangan Fi) Ria, Valentina: (melebarkan kaki Fi sebisa mungkin, menahannya) Fi: kyaa...! Kalian mau apa...?! Livia: kamu... Akan jadi sama seperti kami... Fi: Apa maksud kalian... Livia: teman teman, rangsang tubuhnya... Irene, Phoebe: (mengelus-elus dan memainkan puting susu Fi) Fi: aah... Kyaaahh, jangan... Aaah... Tidak... Kyaaaaahh......... Livia: Ria, Valen, lakukanlah... Valentina: (mengelus lubang vagina Fi perlahan) waaahh... Lembut sekali...... Fi: aaah... Kyaaa... (mulai gemetar karena terangsang) Ria: bagus, cairannya mulai keluar...... Khmph... (menyebarkan cairan vagina Fi ke seluruh daerah vagina...) Livia, ayo... Livia: baik... (mengeluarkan tabung sperma dewa kegelapan) Fi: ah... Apa itu? Phoebe: kami semua... Hamil oleh dewa kegelapan... Kaupun... Akan jadi seperti kami... Fi: !! kumohon, jangan......! Irene: Fi, terima saja... Hadiah ulangtahun ke 16 dari dewa kegelapan..., kehamilanmu... Ria dan Valentina mencengkram kuat kuat kaki Fi... Ria: ayo...... Livia menempelkan cairan lengket itu ke tangannya... Livia: Fi... rasakanlah baik baik... (menuju kelamin Fi) Fi: jangan... Jangan... Livia: hahahaha......... (menyentuh kelamin Fi, meraba-raba area lubang kelaminnya) ini dia yang kucari cari.. Fi: aaahhh... Tidak... Livia: (memasukkan jari ke dalam vagina Fi) vagina yang hangat... Dewa kegelapan pasti sangat menyukainya... Fi: kyaaaa...... Aaaaaaahh...... Cairan apa ini... Mengalir masuk dalam tubuhku... Livia: Sperma itu bukan sperma biasa... itu sperma dewa kegelapan..., tanda kamu akan diperkosanya seumur hidup... Sekali merasakan vagina, sperma itu akan mengalir masuk dengan sendirinya mencari ovum untuk dibuahi... Anaknya akan kaurawat hingga lahir... Sama seperti kami... Phoebe: cairan itu akan berlipat ganda dan terus masuk sampai terjadi pembuahan bibit unggul dalam rahimmu... Irene: nah... (menyuntikkan pada Fi obat penenang) Fi: uhh... (tertidur) Fi terbangun dengan keadaan telanjang dan terikat di sebuah tempat tidur... Dewa kegelapan: (mengelus wajah Fi) Fi: ah... Kamu... Dewa Kegelapan: ya... Akulah dewa kegelapan... selamat datang di tempat tidur kegelapan... Fi: ah...... Mau... Apa... Kamu...... Dewa kegelapan: jangan takut... Aku pasti akan memuaskanmu... Hmph... Kamu benar benar cantik...... (memegang dagu Fi...) Fi: kyaahh.... (berusaha membuang muka namun tangan dewa kegelapan terlalu kuat) Dewa kegelapan: (mencium Fi paksa dan keras...) Fi: aah! ummnnn... Dewa kegelapan: (menjilati leher Fi) Fi:aaaaaahh... Hentikan...... Dewa kegelapan: mari kita rasakan payudaramu yang membesar dengan indah itu... Fi: jangan... Ah... aku mohon... Dewa kegelapan tertawa, menyentuh payudara Fi yang besar dan empuk... Meremasnya... Fi: kyaaahh... Aaahh... tidak... Dewa kegelapan: kita lihat seberapa lama kamu menahan keinginan seksmu... juga sampai kapan kelamin yang cantik ini akan kering... (menjilati puting susu Fi sambil meremas-remasnya) Fi: aaahh... Tidak... Aaaaaaaahh.... Dewa kegelapan: puting susumu mulai mengeras... Hahaha... Fi: kyaaa... Uhh... Aaaahh... Geli...... Jangan... Aaaaaahh... Dewa kegelapan: (mengelus area perut Fi sambil terus menghisap puting susunya) aku bisa merasakan cairan itu... Sedikit lagi saja... Maka... Khmph... Fi:kumohon jangan teruskan... Jangan... Aaahhh.... Dewa Kegelapan hanya tersenyum licik sambil melanjutkan rangsangannya. Rintihan Fi semakin keras dan cairan kelaminnyapun keluar... Fi: aaaaaaaaaaaaaaaaaahhh... Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhh...!! Dewa Kegelapan tampak senang mendengar rintihan Fi. Dewa Kegelapan: khahahaha... Merintihlah, gadis manis... Rasakanlah seluruh rangsanganku... Fi: kyaaaa... aaah...... Aaaaaaaah... Kumohon hentikan... Jangan... Dewa Kegelapan: (menyentuh kaki Fi, lalu maju menuju paha... Hendak menuju kelamin Fi...) kita lihat... seberapa terangsangnya dirimu... Fi: ah... Jangan sentuh... Jangaaaan....... Dewa Kegelapan: suku Neriva ya... Orang pertama yang menyentuh dan menjilati, serta meminum dan menyedot cairan kelaminmu adalah yang memiliki kesucianmu... Hmph... Tentunya aku akan sangat senang memilikinya... Fi: tidak...... Jangan... Kumohon jangan...!! Dewa Kegelapan tersenyum licik... Tangannya tiba di vagina Fi yang sudah terangsang... Tangannya turun dan menyentuh cairan kelamin Fi... Fi: tidaak....... Jangan......! Hentikan... Hentikan.......!!! Dewa Kegelapan: sekarang akan kujilat... Jadilah milikku... Fi... Gadis yang manis... Dewa Kegelapan kini membaringkan diri di depan vagina Fi... Lidahnya terulur... Fi berusaha berontak tapi itu malah semakin mendekatkan vagina Fi pada lidah dewa kegelapan yang meruncing tajam ke arah cairan kelaminnya... 3 cm... 2 cm... 1 cm... 0,9 cm... 0,8 cm... 0,7 cm... 0,6 cm... 0,5 cm... 0,4 cm... 0,3 cm... 0,2 cm... 0,1 cm... Dan... Fi:aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh......... Aaaaaaaaaaaaaaahhhh...... Tidak....... Ahhh...... Fi mulai pasrah... Dewa kegelapan menyedot nyedot cairan kelaminnya... Dewa Kegelapan: cairan yang lezat...... Hmph... (melepas celananya dan memasukkan kelaminnya dalam kelamin Fi) kamu sekarang adalah milikku... Fi:Aaaahh... Tidak........ Jangan... Sakit... Ah.. Ahhh... Aaaaaaaaaaaaaaaah... Dewa Kegelapan: (mengeluar-masukkan kelaminnya...) kelaminmu sungguh rapat... Kh... Kelamin seorang gadis yang masih suci memang menarik dan jauh berbeda dari gadis yang sudah menjadi milik orang lain... Fi:sakitt...... Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh...... (darah segar keluar dari kelaminnya...) Dewa Kegelapan: sekarang kau milikku...... Hahaha... (membenamkan kelaminnya dalam kelamin Fi) kurasa aku akan memuntahkan benihku... Uhh... Uhh.... Fi:aaaahhh...! Jangann...! jangannn...! Kumohon jangan nodai aku lagi dengan cairan itu... (tes) (tes) Kumohon...! (tes) (tes) (tes) Dewa Kegelapan: dibandingkan cairan tadi... Cairan ini jauh lebih asli... masih hangat dan segar... Hahahahaha... Uuuhhh... Hmmm... uuughh... (cairan itu tersembur ke dalam rahim Fi) Fi:aah... (tes) (tes)(tes) Aaaaaahh... (tes) (tes) (tes) (tes) Dewa Kegelapan mengelus elus rambut Fi sambil memeluknya... Dewa Kegelapan: khahahaha... Fi:uhh... (tes) (tes) jadikan saja aku budakmu... yang tidak punya perasaan lagi... Seperti teman-temanku yang lain...(tes) Dewa Kegelapan: tidak... Aku tidak akan melakukannya... Aku akan menjadikanmu istriku... Yang akan kunikmati setiap hari... Kh kh kh... Semua yang terjadi... Akan terus kauingat selamanya... Fi: uhhh... (tes) (tes) Dewa Kegelapan: nah... Istriku... (melepaskan ikatannya) sekarang aku mau kamu menghisap dan menjilat kelaminku... Fi: aku tidak mau melakukannya!! Dewa Kegelapan: terserah..., kecuali kamu mau Christ kubunuh... Fi: !!Christ...?! Ah, tidak... Jangan lukai dia... Dewa Kegelapan: kalau begitu turuti aku... Fi perlahan memasukkan kelamin dewa kegelapan yang besar ke dalam mulutnya... Menjilatinya dan membersihkan sperma yang tersisa di kelaminnya dengan meminumnya... Lalu dia mulai menghisapinya... Dewa Kegelapan: pintar... Aahh... Aaaaah... Fi: umnnn... (mengemut kelamin Dewa Kegelapan) Dewa kegelapan: hisap lebih kuat lagi... Ayo puaskan aku... Fi : ummmm... Sruuulllppp... Surrllpp... Dewa Kegelapan: aaahhh... Pintar Aahh... (kembali mengeluarkan sperma dalam mulut Fi) hisap cairan itu...! Fi:!! (menghisap cairan itu sampai habis, menelannya) uhhh... Uughh... Dewa Kegelapan tampak senang dan puas... Fi: uhhhh... Uhhh... (melap bibirnya yang masih berlumuran sperma...) Dewa Kegelapan: bagaimana Fi...? Nikmat bukan...? (memeluk Fi erat) Fi terdiam kehabisan tenaga... Pingsan... ---- ?: bangunlah Fi... Fi: uh... (bangun) Dewa Kegelapan: sudah membaik? Fi: ... (memalingkan wajah) Dewa Kegelapan: sombong sekali sih... (menggelitik lubang kelamin Fi) Fi: ah... Jangan...! Aaahhh...! (memegang dan berusaha menahan tangan Dewa kegelapan, tapi sia sia...) Dewa Kegelapan: khmph... (melanjutkan tanpa menghiraukan kedua tangan Fi yang mencegahnya, yang terlalu lemah untuknya.) Fi: aaaaaahhhh... Kyaaaahhh... Jangan... aahhh...... Ah... Aahh... Aaaahh... Dewa Kegelapan: aku bisa merasakan kamu mulai menikmati seks... Cairanmu terus keluar makin banyak... Fi: aaaaahh... Aahhhhh... Hentikan... Jangan... ahhh... Dewa Kegelapan: jangan artinya lebih lagi, bukan...? Khmph... (mulai mengeluar-masukkan jarinya ke kelamin Fi) Fi: aaaahhhh... Ahhhhh... (pasrah, membaringkan diri dan merentangkan kaki dan tangannya... Menyerahkan diri dalam kenikmatan yang belum pernah dialaminya sebelumnya) ahh... Aaahhh... Dewa Kegelapan senang dengan reaksi Fi yang pasrah itu... Dewa Kegelapan: Nah... Tetap rileks... Khmph... Selamat menikmati... Fi: (merilekskan seluruh tubuhnya) Aaaaahh... Aahhhh... Dewa Kegelapan... Aaaahh... Dewa Kegelapan: panggil aku yang mulia pangeran... Fi: yang mulia pangeran... Aahhh... (puting susunya makin mengeras... Cairan kelaminnya makin banyak)
No Response to "Aku...Dewa kegelapan..."
Leave A Reply